POTENSI DAN PROSPEK
PENGEMBANGAN
DAGING SAPI DI INDONESIA
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Abdurrahman Musa Fatihan J3I118037
Ahmad Humam Shodiq A J3I118011
Deano Zellik J3I118039
Irsyad Imane Jiddan J3I118040
Tsabbit Qalbi Muhammad J3I218132
Dosen:
Hendri Wijaya,STP Msi
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah mata kuliah Pengantar Agroindustri tentang Potensi Dan Prospek Pengembangan Daging Sapi di
Indonesia
Makalah
ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini telah diupayakan agar dapat
sesuai dengan
apa yang diharapkan dan dengan terselesainya makalah ini sekiranya bermanfaat bagi
setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses
pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang
perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
berkat kerjasamanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan
hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang
kita harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah
ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat
ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN DAN MANFAAT
BAB 2
KOMODITAS DAGING SAPI
A. DATA DAGING SAPI 5 TAHUN TERAKHIR
B. KARAKTERISTIK DAGING SAPI
C. SIFAT FISIKA DAN KIMIA DAGING SAPI
D. STANDAR MUTU
DAGING SAPI UNTUK INDUSTRI RENDANG
BAB 3
PEMBAHASAN
A. PROSES PRODUKSI
B. MENGHITUNG NILAI TAMBAH RENDANG
BAB 4
KESIMPULAN
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Data Daging Sapi 5 Tahun Terakhir
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya
akan sumber daya alam, terutama dalam bidang pertanian. Sektor pertanian
menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduk di Indonesia dan sangat
berpotensi untuk bisa menjadi media dalam menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
Namun, di era globalisasi ini, peluang masuknya
lapangan pekerjaan di Indonesia semakin sempit. Oleh sebab itu, masyarakat di
Indonesia dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang lebih kreatif dan inovatif.
Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan mengembangkan potensi dan prospek sapi
potong yang ada di Indonesia.
Dengan cara ini, masyarakat di Indonesia
diharapkan dapat memiliki keterampilan dan inovasi dalam mengolah
komoditas-komoditas dari sapi potong untuk dijadikan sebagai produk yang
berkualitas dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi
B.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan pembuatan makalah ini adalah, untuk
mengetahui potensi dan prospek pengembangan sapi di Indonesia, serta mengetahui
apa saja peluang yang biasa didapat, dari mengembangkan potensi dan prospek
sapi.
BAB 2
KOMODITAS DAGING SAPI
A.
DATA DAGING SAPI 5 TAHUN TERAKHIR
|
NO
|
PROVINSI
|
TON / TAHUN
|
||||
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
||
|
1
|
Aceh
|
8.747
|
8.814
|
10.048
|
10.401
|
10.714
|
|
2
|
Sumatera Utara
|
18.437
|
22.656
|
23.408
|
25.571
|
26.862
|
|
3
|
Sumatera Barat
|
23.099
|
24.943
|
26.007
|
26.441
|
27.057
|
|
4
|
Riau
|
8.243
|
9.298
|
8.677
|
9.396
|
9.584
|
|
5
|
Jambi
|
4.386
|
4.329
|
4.654
|
4.386
|
4.479
|
|
6
|
Sumatera Selatan
|
14.496
|
15.281
|
16.689
|
17.879
|
18.196
|
|
7
|
Bengkulu
|
4.222
|
3.106
|
3.365
|
3.057
|
3.400
|
|
8
|
Lampung
|
14.099
|
13.074
|
12.337
|
12.609
|
13.150
|
|
9
|
Kepulauan Bangka Belitung
|
2.966
|
3.427
|
2.539
|
2.317
|
2.446
|
|
10
|
Kepulauan Riau
|
556
|
2.663
|
2.661
|
2.669
|
2.746
|
|
11
|
DKI Jakarta
|
18.021
|
19.260
|
20.166
|
23.126
|
24.258
|
|
12
|
Jawa Barat
|
71.881
|
67.073
|
75.478
|
73.319
|
75.124
|
|
13
|
Jawa Tengah
|
61.141
|
55.988
|
55.332
|
58.169
|
59.708
|
|
14
|
DI. Yogyakarta
|
8.637
|
8.611
|
7.584
|
7.783
|
7.884
|
|
15
|
Jawa Timur
|
100.707
|
97.908
|
95.431
|
101.729
|
103.625
|
|
16
|
Banten
|
36.676
|
37.672
|
37.164
|
33.473
|
34.496
|
|
17
|
Bali
|
8.964
|
7.283
|
7.744
|
7.811
|
7.878
|
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
12.688
|
10.847
|
10.593
|
10.341
|
10.444
|
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
11.083
|
11.656
|
12.299
|
12.442
|
12.719
|
|
20
|
Kalimantan Barat
|
8.077
|
7.274
|
5.532
|
5.306
|
5.675
|
|
21
|
Kalimantan Tengah
|
4.277
|
3.844
|
4.061
|
4.295
|
4.368
|
|
22
|
Kalimantan Selatan
|
9.770
|
8.573
|
7.978
|
7.869
|
8.048
|
|
23
|
Kalimantan Timur
|
9.210
|
8.700
|
9.129
|
8.446
|
8.614
|
|
24
|
Kalimantan Utara
|
0
|
675
|
614
|
630
|
661
|
|
25
|
Sulawesi Utara
|
4.565
|
4.587
|
3.611
|
3.431
|
3.450
|
|
26
|
Sulawesi Tengah
|
4.603
|
5.131
|
4.884
|
5.207
|
4.438
|
|
27
|
Sulawesi Selatan
|
14.518
|
17.214
|
19.365
|
18.451
|
19.188
|
|
28
|
Sulawesi Tenggara
|
3.849
|
4.374
|
3.693
|
4.413
|
4.497
|
|
29
|
Gorontalo
|
3.617
|
2.460
|
3.006
|
3.392
|
3.392
|
|
30
|
Sulawesi Barat
|
2.911
|
1.988
|
2.792
|
2.853
|
2.666
|
|
31
|
Maluku
|
2.687
|
1.592
|
2.110
|
1.994
|
2.061
|
|
32
|
Maluku Utara
|
876
|
999
|
1.192
|
1.499
|
1.717
|
|
33
|
Papua Barat
|
4.077
|
3.658
|
3.809
|
3.958
|
4.077
|
|
34
|
Papua
|
2.733
|
2.711
|
2.709
|
3.822
|
4.137
|
|
INDONESIA
|
504.818
|
497.670
|
506.661
|
518.484
|
531.757
|
|
|
Pertumbuhan Terendah
|
0
|
675
|
614
|
630
|
345
|
|
|
Pertumbuhan Tertinggi
|
100707
|
97908
|
95431
|
101729
|
103625
|
|
Tabel 1 Data Daging Sapi 5
Tahun Terakhir
Data di atas merupakan kumpulan data dari jumlah
komoditas daging sapi yang dihasilkan di Indonesia selama 5 tahun terakhir dan
menunjukkan bahwa naik turunnya pertambahan jumlah komoditas daging sapi per
tahunnya berbeda disetiap provinsi.
Pada tahun 2014, jumlah komoditas daging sapi
yang ada di Indonesia sempat mengalami penurunan sebesar 7.148 ton dari tahun 2013
yang berjumlah 504.818 ton/tahun menjadi 497.970 ton/tahun.
Sedangkan, pada tahun 2015, jumlah komoditas daging sapi yang ada di Indonesia mengalami kenaikan
kembali sebesar 8.991 ton dari tahun 2014 yang berjumlah 497.970 ton/tahun menjadi 506.661 ton/tahun.
Selama 5 tahun terakhir, jumlah komoditas daging
sapi terbanyak di Indonesia diraih pada tahun 2017, yaitu sebesar 531.757
ton/tahun, dengan provinsi penghasil komoditas daging sapi yang terbesar adalah
provinsi Jawa Timur.
Meningkatnya jumlah komoditas daging sapi pada
tahun 2017 diharapkan bisa menjadi peluang untuk tahun-tahun kedepannya dalam
meningkatkan jumlah daging yang dihasilkan sapi-sapi di Indonesia.
B.
KARAKTERISTIK DAGING SAPI
Setiap daging memiliki beberapa karakteristik
yang berbeda-beda. Karakteristik inilah yang menjadi ciri khas dari suatu
daging, dan juga dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan kualitas daging yang
baik.
Daging sapi memiliki beberapa karakteristik
diantaranya:
1.
Daging sapi memiliki
karakteristik warna merah pucat, merah keunguan-unguan atau kecoklatan dan akan
berubah menjadi warna chery bila daging tersebut terkena oksigen. Akan tetapi
jika daging sapi tersebut sudahterkena udara terlalu lama, daging sapi akan
berwarna coklat.
2.
Serabut daging halus
tapi tidak mudah hancur dan ada sedikit lemak yang berwarna kuning.
3.
Selain itu, daging
sapi bertekstur keras, tapi tidak kaku.
4.
Jika saat dicubit
seratnya terlepas maka daging sudah tidak baik.
C.
SIFAT
FISIKA DAN KIMIA DAGING SAPI
1. Sifat Fisika
a.
Ph Daging
Daging sapi memiliki pH yang dapat mempengaruhi tekstur otot daging sapi.
Stress sebelum pemotongan, kondisi iklim/cuaca, dan keagresifan, merupakan contoh-contoh dari beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap penurunan atau habisnya glikogen otot
dan akan menghasilkan daging yang gelap dengan pH yang tinggi (lebih besar dari
5,9).
Setelah pH menurun pasca pemotongan, kemudian pH akan
mencapai konstan pada beberapa waktu dan waktu ini bertambah meskipun daging
dalam keadaan dingin dan akan naik lagi pH-nya pada kontaminasi dan kondisi
membusuk.
Bila pH mencapai 6,7 atau
lebih,biasanya daging sapi akan mengalami pembusukan dan akan terbentuk
perubahan bau, warna, dan susunan komposisinya.
Selain itu, pH adalah faktor
penentu pertumbuhan bakteri yang penting. Hampir semua bakteri tumbuh secara optimal pada pH
sekitar 7 dan tidak akan tumbuh persis dibawah pH 4 atau diatas 9, tetapi pH
untuk pertumbuhan optimal ditentukan oleh kerja stimulan dari berbagai variabel
lain di luar faktor keasaman itu sendiri.
b.
Daya Mengikat Air
Jumlah cairan yang banyak keluar dari daging sapi menunjukkan bahwa nilai daya ikat air oleh protein pada daging sapi semakin rendah. Penurunan
nilai daya mengikat air juga dapat meningkatkan nilai susut masak.
c.
Susut Masak
Susut masak merupakan persentase
berat daging yang hilang akibat pemasakan dan merupakan fungsi dari
waktu dan suhu pemasakan. Daging dengan susut masak yang rendah mempunyai
kualitas yang relatif lebih baik daripada daging dengan persentase susut masak
yang tinggi, hal ini karena kehilangan nutrisi selama proses pemasakan akan
lebih sedikit.
d.
Keempukan
Salah satu penilaian mutu daging
adalah sifat keempukannya yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi
keempukan daging ada hubungannya dengan komposisi daging itu sendiri, yaitu
berupa tenunan pengikat, serabut daging, sel-sel lemak yang ada diantara
serabut daging serta rigor mortis daging yang terjadi setelah ternak dipotong.
2. Sifat Kimia
a. Air
Air merupakan komponen
terbesar dari daging. Kandungan air dalam daging sapi adalah sekitar 66% dari
masa daging sapi.
b. Kadar Abu
Unsur mineral juga dikenal sebagai zat anorganik
atau abu. Pada daging sapi terdapat 15 dari 41-51 elemen yang terdapat dalam jaringan
daging sapi dengan jumlah bervariasi yang secara tradisional adalah mineral
esensial.
c. Kadar Protein
Protein
merupakan suatu zat yang sangat penting
pada daging. Kandungan protein yang ada dalam daging yaitu kurang lebih sekitar
16-22%.
d. Kadar Lemak
Kandungan
lemak dalam daging sapi yang segar rata-rata mencapai 17,2 %, sedangkan jika
dimasak dengan suhu 60oC, kadar lemaknya akan menurun menjadi
11,2-13,2%.
D. STANDAR MUTU DAGING SAPI UNTUK INDUSTRI RENDANG
Standar mutu yang harus dipenuhi dalam pembuatan rendAng sapi, diantaranya
adalah:
1. Daging yang digunakan harus menggunakan daging sapi
dan harus sesuai dengan SNI 01-3947-1995.
2. Bahan pangan lain diantaranya, santan kelapa,
cebe, bawang merah, bawang putuh, lengkuas, jahe, dan garam serta bahan pangan
lain.
3. Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk
rendang daging sapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti diberi bumbu
dengan santan kelapa atau tanpa penambahan bahan pangan lain, dan bahan
tambahan pangan yang diizinkan.
4. Setiap badan usaha maupun perorangan yang
memproduksi rending daging sapi steril harus menerapkan kaidah-kaidah Good Irradition Practices (GIP) sesuai
dengan IAEA TECHDOC 843-1995, IAEA TECDOC 1337-2003 dan CODEX STAN 106-1983,
Rev. 1-2003.
5. Rendang daging sapi steril sebelum mengalami proses sterilisasi dengan
radiasi pengion harus memenuhi persyaratan tatacara produksi pangan yang baik.
6. Spesifikasi persyaratan mutu rendang daging sapi
steril ditunjukan pada table berikut:
|
No.
|
Jenis Uji
|
Satuan
|
Persyaratan
|
|
1
|
Keadaan
-
Bau
-
Rasa
-
Warna
|
-
-
-
|
Normal
Khas Rendang
Coklat sampai coklat kehitaman
|
|
2
|
Bobot daging (b/b)
|
(%)
|
Minimum 50
|
|
3
|
Kadar air (b/b)
|
(%)
|
Maksimum 57
|
|
4
|
Kadar Protein (b/b)
|
(%)
|
Minimum 16
|
|
5
|
Kadar Lemak (b/b)
|
(%)
|
Maksimum 27
|
|
6
|
Kadar Abu (b/b)
|
(%)
|
Minimum 5
|
|
7
|
Cemaran Logam berat
-
Merkuri
-
Timbal
-
Cadmium
|
Ppm
Ppm
Ppm
|
Maksimum 0,03
Maksimum1,0
Maksimum 0,3
|
|
8
|
Cemaran Arsen
|
Ppm
|
Maksimum 0,5
|
|
9
|
Melondialdehida (MDA)
|
Ppm
|
Maksimum 3
|
|
10
|
Cemaran Mikroba
-
Angka lempeng total
aerob
-
Angka lempeng total
anaerob
|
Koloni/g
Koloni/g
|
0
0
|
|
11
|
Cemaran Alfatoksin total
-
B1
-
Total
|
Ppb
Ppb
|
Maksimum 15
Maksimum 20
|
7. Rendang daging sapi yang telah disterilisasi dengan
proses iradiasi harus di uji mutunya sesuai standar yang berlaku. Semua
pengujian harus dilakukan pada laboratorium yang terakreditasi.
8. Pengambilan sempel dilakukan berdasarkan ketentuan
yang terdapat pada SNI 7474:2009
9. Proses iradiasi rendang daging sapi steril harus
dilakukan dengan General Standard for
Irradiated Foods (Codex Stan 106-1983-Rev. 1-2003), IAEA TECDOC 843
November 1995, Shelf – stable Foods
througt irradiation processing , IAEA TECDOC 1337 January
2003, Radiation
Processing for Safe, shelf – stable and ready to eat Food
10. Rendang daging yang akan di sterilisasi dengan
radiasi pengion harus dikemas dalam wadah hermetik yang terbuat dari bahan kemasan
multilayer Poliyester –Aluminium foil – LLDPE dengan ketebalan masing-masing 12
mikrometer, 7 mikrometer dan 50 mikrometer untuk melindungi produk dari
kerusakan akibat pengaruh fisik kimia dan mikrobiologi.
Kemasan lain dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
dan persyaratan tersebut di atas berdasarkan kajian ilmiah oleh lembaga riset
yang kompeten
11. Produk rendang daging sapi steril harus diberi
keterangan tentang pangan iradiasi dan diberi logo RADURA sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang LABEL dan IKLAN PANGAN serta
peraturan lain yang berlaku.
12. Produk rendang daging sapi steril dalam kondisi
kemasan tertutup dapat disimpan selama 18 dalam suhu kamar yang normal.
BAB 3
PEMBAHASAN
Komoditas daging sapi
memiliki prospek yang cukup menguntungkan karena memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. Salah satu pemanfaatan daging sapi untuk dijadikan produk yang
mempunyai nilai ekonomi adalah mengolah daging sapi menjadi rendang.
Rendang atau randang adalah masakan
daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan
rempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan
secara berulang-ulang dengan
santan kelapa.
Asal
usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi
masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan
tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian.
Untuk pembuatannya pun membutuhkan
waktu yang cukup lama, karena melalui beberapa proses. Adapun sebelum
mengetahui cara pembuatan, adabaiknya kita mengenali terlebih dahulu apa saja
bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan rendang.
A.
PROSES PRODUKSI
1. Bahan
Utama Untuk Membuat Resep Daging Rendang Asli Padang:
- 1 kg daging
- 2 liter santan dari 2 butir
kelapa tua
2.
Bumbu dan rempah untuk membuat rendang Minang asli:
a.
2 batang daun serai, memarkan
b.
4 lembar daun jeruk purut
c.
2 cm asam kandis/gelugur
d.
2 lembar daun kunyit, simpulkan.
3.
Bumbu
resep rendang Padang asli Minang
yang harus dihaluskan:
a.
5 butir kemiri
b.
6 siung bawang putih
c.
100 g cabe merah besar
d.
12 butir bawang merah
e.
100 g cabe merah keriting
f.
2 cm jahe, bakar
g.
2 cm lengkuas
h.
3 cm kunyit, bakar
i.
1/2 sdm ketumbar
j.
2 sdt garam
k.
1/2 sdt pala
l.
1 sdt jintan, sangrai
m.
Penyedap rasa secukupnya
Setelah mengetahui apa
saja bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rendang asli Minang, berikut
akan dijelaskan bagaimana tata cara pembuatan rendang Minang.
1.
Potong daging
kotak-kotak(dadu) atau sesuai dengan ukuran yang Anda inginkan.
- Sebaiknya tidak memotong daging dengan ukuran
terlalu kecil, agar pada saat daging dimasak daging tidak hancur.
- Siapkan wajan berukuran besar. Tuangkan santan ke
dalamnya.
- Masukkan juga serai, irisan bawang merah, asam
dan daun kunyit.
- Aduk-aduk bumbu sampai benar-benar mendidih,
yakinkan bahwa santan yang sedang dimasak tidak pecah.
- Selama proses ini aduk santan secara perlahan
hingga benar-benar mendidih dan merata.
- Jika santan telah mendidih, masukkan bumbu yang
telah dihaluskan ke dalamnya secara perlahan dan jangan lupa untuk diaduk
sesekali. Lakukan selama 20-30 menit.
- Bila santan terlihat telah berminyak, Masukanlah
potongan daging rendang yang sudah dibersihkan.
- Setel nyala api kompor menggunakan api kecil atau
sedang, lalu masaklah hingga santan mengental dan mengering dan juga bumbu
meresap ke dalam pori pori daging.
- Lanjutkan memasak hingga daging benar-benar menjadi
empuk dan matang dengan merata, aduk secara perlahan dan terus-menerus agar
bagian dasar tidak menjadi gosong dan daging matang dengan sempurna.
B.
MENGHITUNG NILAI
TAMBAH RENDANG
Nilai Tambah merupakan pertambahan nilai suatu barang atau komoditas
yang sudah melewati proses pengolahan, pengangkutan atau juga proses
penyimpanan yang merupakan tahapan dalam proses produksi.
Adapun untuk menghitung
nilai tambah pada pembuatan rendang adalah sebagaiberikut:
|
INPUT
(1 KG DAGING SAPI)
0
|
|
OUTPUT
(RENDANG)
|
|
PRODUKSI
|
1.
Harga INPUT (daging
sapi) adalah Rp 90.000/kg (harga jual dari peternak langsung).
2.
Biaya PRODUKSI adalah Rp
30.000 (rempah-rempah untuk 1 kg daging sapi).
3.
Harga OUTPUT (rendang)
adalah Rp 200.000 (1 kg sapi dapat dibuat menjadi 20 porsi rendang yang akan
dijual seharga Rp 10.000/porsi).
Untuk
menghitung nilai tambah pada daging sapi dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
|
NT= NO – NI – BP
|
Keterangan:
1.
NT : Nilai Tambah
2.
NO : Nilai Output
3.
BP : Biaya Pengolahan
4.
NI : Nilai Input
Diketahui:
1.
Susut daging :
0%
2.
Rendemen :
100%
3.
Nilai Output : Rp 200.000
4.
Nilai Input :
Rp 90.000
5.
Biaya produksi : Rp 34.000
Ditanyakan:
Berapakah
nilai tambah yang dihasilkan pada pengolahan 1 kg daging sapi menjadi rendang?
Jawab:
NT
= NO-NI-BP
NT
= Rp 200.000 - Rp 90.000 – Rp 34.000
NT
= Rp 76.000
%NT
=
100%
%NT
=
100%
%NT
= 84,4%
Dari
perhitungan di atas kita dapat mengetahui bahwa nilai tambah pada pengolahan 1
kg daging sapi menjadi rendang adalah sekitar 84,4% atau sekitar Rp 76.000.
|
Sapi potong
|
|
Kulit Sapi
|
|
BIogas
|
|
Kerajinan Kulit
|
|
Makanan Ternak
|
|
Kulit Sapi
|
|
Daging Sapi
|
|
Kotoran Sapi
|
|
Kerupuk kulit
|
|
Daging Segar
|
|
Daging Beku
|
|
Daging Olahan
|
|
Mentega
|
|
Gelatin
|
|
Pupuk
|
|
Serbuk Tulang
|
|
Keramik
|
|
Farmasi
|
|
Sosis
|
|
Kornet
|
|
Rendang
|
|
Dendeng
|
|
Konsumen
|
|
Konsumen
|
|
Tulang Sapi
|
|
Lemak Sapi
|
BAB 4
KESIMPULAN
Terdapat banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari mempelajari potensi
dan propek pengembangan sapi di Indonesia. Selain manfaat, peluang usaha disektor
komoditas daging sapi sangat bagus. Banyak produk-produk yang bisa kita buat
dari komoditas sapi ini, baik untuk kepentingan pangan ataupun yang lainnya.
Selain itu kita juga dapat mengolah daging sapi menjadi produk-produk
yang mempunnyai nilai tambah yang tinggi, sehingga bisa memajukan perekonomian
di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Suarlan E. 2017. Sifat
organoleptik, fisik dan kimia daging sapi bali yang dimarinasi dalam jus gambir
(Uncaria Gambir Roxb) pada lama
penyimpanan yang berbeda [skripsi]. Kendari (ID): Fakultas Peternakan
Universitas Halu Oleo.
[Ditjen PKH] Direktorat Jendral Perternakan dan
Kesehatan Hewan. 2017. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID):
PKH.
Rahayu S, Srihadi E,
Mahardika H, Subroto A, Chalid D A, Cholid S, Rumantir V W. 2015. Studi Identifikasi Ketahanan Pangan Dan
Preferensi Konsumen Terhadap Konsumsi Bahan Pangan Pokok Daging Sapi.
Jakarta (ID): Bappenas
Agroindustri ID.
2015. Perbedaan Karakteristik Daging Untuk Konsumsi.
Irawati. 2014. Sifat fisik dan kimia
daging [makalah]. Makassar (ID). Fakultas Perternakan Universitas Hasanudin.
Wikipedia. 2018. Rendang.