Sunday, 27 January 2019

MAKALAH PENGANTAR AGROINDUSTRI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DAGING SAPI DI INDONESIA


POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN
DAGING SAPI DI INDONESIA


Disusun Oleh :
Kelompok 2
Abdurrahman Musa Fatihan   J3I118037
Ahmad Humam Shodiq A      J3I118011
Deano Zellik                           J3I118039
Irsyad Imane Jiddan                J3I118040
Tsabbit Qalbi Muhammad      J3I218132



Dosen:
Hendri Wijaya,STP Msi






PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah mata kuliah Pengantar Agroindustri tentang Potensi Dan Prospek Pengembangan Daging Sapi di Indonesia
Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah  ini telah diupayakan agar dapat sesuai dengan apa yang diharapkan  dan dengan terselesainya makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman berkat kerjasamanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
DAFTAR TABEL. ii
BAB 1. 1
PENDAHULUAN.. 1
A.     LATAR BELAKANG.. 1
B.     TUJUAN DAN MANFAAT.. 1
BAB 2. 2
KOMODITAS DAGING SAPI. 2
A.     DATA DAGING SAPI 5 TAHUN TERAKHIR.. 2
B.     KARAKTERISTIK DAGING SAPI. 4
C.     SIFAT FISIKA DAN KIMIA DAGING SAPI. 4
D.     STANDAR MUTU DAGING SAPI UNTUK INDUSTRI RENDANG.. 6
BAB 3. 9
PEMBAHASAN.. 9
A.     PROSES PRODUKSI. 9
B.     MENGHITUNG NILAI TAMBAH RENDANG
BAB 4. 13
KESIMPULAN.. 13

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Daging Sapi 5 Tahun Terakhir 3







BAB 1

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam, terutama dalam bidang pertanian. Sektor pertanian menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduk di Indonesia dan sangat berpotensi untuk bisa menjadi media dalam menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
Namun, di era globalisasi ini, peluang masuknya lapangan pekerjaan di Indonesia semakin sempit. Oleh sebab itu, masyarakat di Indonesia dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang lebih kreatif dan inovatif. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan mengembangkan potensi dan prospek sapi potong yang ada di Indonesia.
Dengan cara ini, masyarakat di Indonesia diharapkan dapat memiliki keterampilan dan inovasi dalam mengolah komoditas-komoditas dari sapi potong untuk dijadikan sebagai produk yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi

B.     TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan pembuatan makalah ini adalah, untuk mengetahui potensi dan prospek pengembangan sapi di Indonesia, serta mengetahui apa saja peluang yang biasa didapat, dari mengembangkan potensi dan prospek sapi.



BAB 2

KOMODITAS DAGING SAPI


A.    DATA DAGING SAPI 5 TAHUN TERAKHIR

NO
PROVINSI
TON / TAHUN
2013
2014
2015
2016
2017
1
Aceh
8.747
8.814
10.048
10.401
10.714
2
Sumatera Utara
18.437
22.656
23.408
25.571
26.862
3
Sumatera Barat
23.099
24.943
26.007
26.441
27.057
4
Riau
8.243  
9.298  
8.677  
9.396  
9.584
5
Jambi
4.386
4.329
4.654
4.386
4.479
6
Sumatera Selatan
14.496
15.281
16.689
17.879
18.196
7
Bengkulu
4.222
3.106
3.365
3.057
3.400
8
Lampung
14.099
13.074
12.337
12.609
13.150
9
Kepulauan Bangka Belitung
2.966
3.427
2.539
2.317
2.446
10
Kepulauan Riau
556
2.663
2.661
2.669
2.746
11
DKI Jakarta
18.021
19.260
20.166
23.126
24.258
12
Jawa Barat
71.881
67.073
75.478
73.319
75.124
13
Jawa Tengah
61.141
55.988
55.332
58.169
59.708
14
DI. Yogyakarta
8.637
8.611
7.584
7.783
7.884
15
Jawa Timur
100.707
97.908
95.431
101.729
103.625
16
Banten
36.676
37.672
37.164
33.473
34.496
17
Bali
8.964
7.283
7.744
7.811
7.878
18
Nusa Tenggara Barat
12.688
10.847
10.593
10.341
10.444
19
Nusa Tenggara Timur
11.083
11.656
12.299
12.442
12.719
20
Kalimantan Barat
8.077
7.274
5.532
5.306
5.675
21
Kalimantan Tengah
4.277
3.844
4.061
4.295
4.368
22
Kalimantan Selatan
9.770
8.573
7.978
7.869
8.048
23
Kalimantan Timur
9.210
8.700
9.129
8.446
8.614
24
Kalimantan Utara
0
675
614
630
661
25
Sulawesi Utara
4.565
4.587
3.611
3.431
3.450
26
Sulawesi Tengah
4.603
5.131
4.884
5.207
4.438
27
Sulawesi Selatan
14.518
17.214
19.365
18.451
19.188
28
Sulawesi Tenggara
3.849
4.374
3.693
4.413
4.497
29
Gorontalo
3.617
2.460
3.006
3.392
3.392
30
Sulawesi Barat
2.911
1.988
2.792
2.853
2.666
31
Maluku
2.687
1.592
2.110
1.994
2.061
32
Maluku Utara
876
999
1.192
1.499
1.717
33
Papua Barat
4.077
3.658
3.809
3.958
4.077
34
Papua
2.733
2.711
2.709
3.822
4.137
INDONESIA
504.818
497.670
506.661
518.484
531.757
Pertumbuhan Terendah
0
675
614
630
345
Pertumbuhan Tertinggi
100707
97908
95431
101729
103625

Tabel 1 Data Daging Sapi 5 Tahun Terakhir

Data di atas merupakan kumpulan data dari jumlah komoditas daging sapi yang dihasilkan di Indonesia selama 5 tahun terakhir dan menunjukkan bahwa naik turunnya pertambahan jumlah komoditas daging sapi per tahunnya berbeda disetiap provinsi.
Pada tahun 2014, jumlah komoditas daging sapi yang ada di Indonesia sempat mengalami penurunan sebesar 7.148 ton dari tahun 2013 yang berjumlah 504.818 ton/tahun menjadi 497.970 ton/tahun.
Sedangkan, pada tahun  2015, jumlah komoditas daging sapi  yang ada di Indonesia mengalami kenaikan kembali sebesar 8.991 ton dari tahun 2014 yang berjumlah  497.970 ton/tahun menjadi 506.661 ton/tahun.
Selama 5 tahun terakhir, jumlah komoditas daging sapi terbanyak di Indonesia diraih pada tahun 2017, yaitu sebesar 531.757 ton/tahun, dengan provinsi penghasil komoditas daging sapi yang terbesar adalah provinsi Jawa Timur.
Meningkatnya jumlah komoditas daging sapi pada tahun 2017 diharapkan bisa menjadi peluang untuk tahun-tahun kedepannya dalam meningkatkan jumlah daging yang dihasilkan sapi-sapi di Indonesia.

B.     KARAKTERISTIK DAGING SAPI

Setiap daging memiliki beberapa karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daging, dan juga dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan kualitas daging yang baik.
Daging sapi memiliki beberapa karakteristik diantaranya:
1.       Daging sapi memiliki karakteristik warna merah pucat, merah keunguan-unguan atau kecoklatan dan akan berubah menjadi warna chery bila daging tersebut terkena oksigen. Akan tetapi jika daging sapi tersebut sudahterkena udara terlalu lama, daging sapi akan berwarna coklat.
2.       Serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan ada sedikit lemak yang berwarna kuning.
3.       Selain itu, daging sapi bertekstur keras, tapi tidak kaku.
4.       Jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah tidak baik.

C.      SIFAT FISIKA DAN KIMIA DAGING SAPI

1. Sifat Fisika
a.        Ph Daging
Daging sapi memiliki pH yang dapat mempengaruhi tekstur otot daging sapi.
Stress sebelum pemotongan, kondisi iklim/cuaca, dan keagresifan, merupakan contoh-contoh dari beberapa faktor yang berpengaruh besar terhadap penurunan atau habisnya glikogen otot dan akan menghasilkan daging yang gelap dengan pH yang tinggi (lebih besar dari 5,9).
Setelah pH menurun pasca pemotongan, kemudian pH akan mencapai konstan pada beberapa waktu dan waktu ini bertambah meskipun daging dalam keadaan dingin dan akan naik lagi pH-nya pada kontaminasi dan kondisi membusuk.
Bila pH mencapai 6,7 atau lebih,biasanya daging sapi akan mengalami pembusukan dan akan terbentuk perubahan bau, warna, dan susunan komposisinya.
Selain itu, pH adalah faktor penentu pertumbuhan bakteri yang penting. Hampir semua bakteri tumbuh secara optimal pada pH sekitar 7 dan tidak akan tumbuh persis dibawah pH 4 atau diatas 9, tetapi pH untuk pertumbuhan optimal ditentukan oleh kerja stimulan dari berbagai variabel lain di luar faktor keasaman itu sendiri.
b.       Daya Mengikat Air
Jumlah cairan yang banyak keluar dari daging sapi menunjukkan bahwa nilai daya ikat air oleh protein pada daging sapi semakin rendah. Penurunan nilai daya mengikat air juga dapat meningkatkan nilai susut masak.
c.        Susut Masak
Susut masak merupakan persentase berat  daging yang hilang akibat pemasakan dan merupakan fungsi dari waktu dan suhu pemasakan. Daging dengan susut masak yang rendah mempunyai kualitas yang relatif lebih baik daripada daging dengan persentase susut masak yang tinggi, hal ini karena kehilangan nutrisi selama proses pemasakan akan lebih sedikit.

d.       Keempukan
Salah satu penilaian mutu daging adalah sifat keempukannya yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi keempukan daging ada hubungannya dengan komposisi daging itu sendiri, yaitu berupa tenunan pengikat, serabut daging, sel-sel lemak yang ada diantara serabut daging serta rigor mortis daging yang terjadi setelah ternak dipotong.
2.      Sifat Kimia
a.       Air
Air merupakan komponen terbesar dari daging. Kandungan air dalam daging sapi adalah sekitar 66% dari masa daging sapi.
b.      Kadar Abu
Unsur mineral juga dikenal sebagai zat anorganik atau abu. Pada daging sapi terdapat 15 dari 41-51 elemen yang terdapat dalam jaringan daging sapi dengan jumlah bervariasi yang secara tradisional adalah mineral esensial.

c.       Kadar Protein
Protein merupakan  suatu zat yang sangat penting pada daging. Kandungan protein yang ada dalam daging yaitu kurang lebih sekitar 16-22%.
d.      Kadar Lemak
Kandungan lemak dalam daging sapi yang segar rata-rata mencapai 17,2 %, sedangkan jika dimasak dengan suhu 60oC, kadar lemaknya akan menurun menjadi 11,2-13,2%.

 

D.    STANDAR MUTU DAGING SAPI UNTUK INDUSTRI RENDANG

Standar mutu yang harus dipenuhi dalam pembuatan rendAng sapi, diantaranya adalah:
1.       Daging yang digunakan harus menggunakan daging sapi dan harus sesuai dengan SNI 01-3947-1995.
2.       Bahan pangan lain diantaranya, santan kelapa, cebe, bawang merah, bawang putuh, lengkuas, jahe, dan garam serta bahan pangan lain.
3.       Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk rendang daging sapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti diberi bumbu dengan santan kelapa atau tanpa penambahan bahan pangan lain, dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.
4.       Setiap badan usaha maupun perorangan yang memproduksi rending daging sapi steril harus menerapkan kaidah-kaidah Good Irradition Practices (GIP) sesuai dengan IAEA TECHDOC 843-1995, IAEA TECDOC 1337-2003 dan CODEX STAN 106-1983, Rev. 1-2003.
5.       Rendang daging sapi  steril sebelum mengalami proses sterilisasi dengan radiasi pengion harus memenuhi persyaratan tatacara produksi pangan yang baik.
6.       Spesifikasi persyaratan mutu rendang daging sapi steril ditunjukan pada table berikut:

No.
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1
Keadaan
-          Bau
-          Rasa
-          Warna

-
-
-

Normal
Khas Rendang
Coklat sampai coklat kehitaman
2
Bobot daging (b/b)

(%)
Minimum 50
3
Kadar air (b/b)
(%)
Maksimum 57
4
Kadar Protein (b/b)
(%)
Minimum 16
5
Kadar Lemak (b/b)
(%)
Maksimum 27
6
Kadar Abu (b/b)
(%)
Minimum 5
7
Cemaran Logam berat
-          Merkuri
-          Timbal
-          Cadmium

Ppm
Ppm
Ppm

Maksimum 0,03
Maksimum1,0
Maksimum 0,3

8
Cemaran Arsen
Ppm
Maksimum 0,5
9
Melondialdehida (MDA)
Ppm
Maksimum 3
10
Cemaran Mikroba
-          Angka lempeng total aerob
-          Angka lempeng total anaerob

Koloni/g
Koloni/g

0
0
11
Cemaran Alfatoksin total
-          B1
-          Total

Ppb
Ppb

Maksimum 15
Maksimum 20
7.       Rendang daging sapi yang telah disterilisasi dengan proses iradiasi harus di uji mutunya sesuai standar yang berlaku. Semua pengujian harus dilakukan pada laboratorium yang terakreditasi.
8.       Pengambilan sempel dilakukan berdasarkan ketentuan yang terdapat pada SNI 7474:2009
9.       Proses iradiasi rendang daging sapi steril harus dilakukan dengan General Standard for Irradiated Foods (Codex Stan 106-1983-Rev. 1-2003), IAEA TECDOC 843 November 1995, Shelf – stable Foods througt irradiation processing , IAEA TECDOC 1337 January
2003, Radiation Processing for Safe, shelf – stable and ready to eat Food
10.   Rendang daging yang akan di sterilisasi dengan radiasi pengion harus dikemas dalam  wadah hermetik yang terbuat dari bahan kemasan multilayer Poliyester –Aluminium foil – LLDPE dengan ketebalan masing-masing 12 mikrometer, 7 mikrometer dan 50 mikrometer untuk melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh fisik kimia dan mikrobiologi.
Kemasan lain dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dan persyaratan tersebut di atas berdasarkan kajian ilmiah oleh lembaga riset yang kompeten
11.   Produk rendang daging sapi steril harus diberi keterangan tentang pangan iradiasi dan diberi logo RADURA sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang LABEL dan IKLAN PANGAN serta peraturan lain yang berlaku.
12.   Produk rendang daging sapi steril dalam kondisi kemasan tertutup dapat disimpan selama 18 dalam suhu kamar yang normal.



BAB 3

PEMBAHASAN

Komoditas daging sapi memiliki prospek yang cukup menguntungkan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu pemanfaatan daging sapi untuk dijadikan produk yang mempunyai nilai ekonomi adalah mengolah daging sapi menjadi rendang.
Rendang atau randang adalah masakan daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan secara berulang-ulang dengan santan kelapa.
Asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian.
Untuk pembuatannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama, karena melalui beberapa proses. Adapun sebelum mengetahui cara pembuatan, adabaiknya kita mengenali terlebih dahulu apa saja bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan rendang.

A.    PROSES PRODUKSI

1.       Bahan Utama Untuk Membuat Resep Daging Rendang Asli Padang:
  1. 1 kg daging
  2. 2 liter santan dari 2 butir kelapa tua
2.      Bumbu dan rempah untuk membuat rendang Minang asli:
a.       2 batang daun serai, memarkan
b.      4 lembar daun jeruk purut
c.       2 cm asam kandis/gelugur
d.      2 lembar daun kunyit, simpulkan.
3.      Bumbu resep rendang Padang asli Minang yang harus dihaluskan:
a.       5 butir kemiri
b.      6 siung bawang putih
c.       100 g cabe merah besar
d.      12 butir bawang merah
e.       100 g cabe merah keriting
f.        2 cm jahe, bakar
g.      2 cm lengkuas
h.      3 cm kunyit, bakar
i.        1/2 sdm ketumbar
j.        2 sdt garam
k.      1/2 sdt pala
l.        1 sdt jintan, sangrai
m.    Penyedap rasa secukupnya
Setelah mengetahui apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rendang asli Minang, berikut akan dijelaskan bagaimana tata cara pembuatan rendang Minang.
1.      Potong daging kotak-kotak(dadu) atau sesuai dengan ukuran yang Anda inginkan.
  1. Sebaiknya tidak memotong daging dengan ukuran terlalu kecil, agar pada saat daging dimasak daging tidak hancur.
  2. Siapkan wajan berukuran besar. Tuangkan santan ke dalamnya.
  3. Masukkan juga serai, irisan bawang merah, asam dan daun kunyit.
  4. Aduk-aduk bumbu sampai benar-benar mendidih, yakinkan bahwa santan yang sedang dimasak tidak pecah.
  5. Selama proses ini aduk santan secara perlahan hingga benar-benar mendidih dan merata.
  6. Jika santan telah mendidih, masukkan bumbu yang telah dihaluskan ke dalamnya secara perlahan dan jangan lupa untuk diaduk sesekali. Lakukan selama 20-30 menit.
  7. Bila santan terlihat telah berminyak, Masukanlah potongan daging rendang yang sudah dibersihkan.
  8. Setel nyala api kompor menggunakan api kecil atau sedang, lalu masaklah hingga santan mengental dan mengering dan juga bumbu meresap ke dalam pori pori daging.
  9. Lanjutkan memasak hingga daging benar-benar menjadi empuk dan matang dengan merata, aduk secara perlahan dan terus-menerus agar bagian dasar tidak menjadi gosong dan daging matang dengan sempurna.

B.     MENGHITUNG NILAI TAMBAH RENDANG

Nilai Tambah merupakan pertambahan nilai suatu barang atau komoditas yang sudah melewati proses pengolahan, pengangkutan atau juga proses penyimpanan yang merupakan tahapan dalam proses produksi.
Adapun untuk menghitung nilai tambah pada pembuatan rendang adalah sebagaiberikut:  
INPUT
(1 KG DAGING SAPI)
0
OUTPUT
(RENDANG)
PRODUKSI
1.      Harga INPUT (daging sapi) adalah Rp 90.000/kg (harga jual dari peternak langsung).
2.      Biaya PRODUKSI adalah Rp 30.000 (rempah-rempah untuk 1 kg daging sapi).
3.      Harga OUTPUT (rendang) adalah Rp 200.000 (1 kg sapi dapat dibuat menjadi 20 porsi rendang yang akan dijual seharga Rp 10.000/porsi).
Untuk menghitung nilai tambah pada daging sapi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
NT= NO – NI – BP

 

Keterangan:
1.      NT       : Nilai Tambah
2.      NO      :  Nilai Output
3.      BP       : Biaya Pengolahan
4.      NI        : Nilai Input
Diketahui:
1.      Susut daging               : 0%
2.      Rendemen                   : 100%
3.      Nilai Output                :  Rp 200.000
4.      Nilai Input                  : Rp 90.000
5.      Biaya produksi            : Rp 34.000

Ditanyakan:
Berapakah nilai tambah yang dihasilkan pada pengolahan 1 kg daging sapi menjadi rendang?
Jawab:
NT = NO-NI-BP
NT = Rp 200.000 - Rp 90.000 – Rp 34.000
NT = Rp 76.000
%NT =   100%
%NT = 100%
%NT = 84,4%
Dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui bahwa nilai tambah pada pengolahan 1 kg daging sapi menjadi rendang adalah sekitar 84,4% atau sekitar Rp 76.000.
Sapi potong
Kulit Sapi
BIogas
Kerajinan Kulit
Makanan Ternak
Kulit Sapi
Daging Sapi
Kotoran Sapi
Kerupuk  kulit
Daging Segar
Daging Beku
Daging Olahan
Mentega
Gelatin
Pupuk
Serbuk Tulang
Keramik
Farmasi
Sosis
Kornet
Rendang
Dendeng
Konsumen
Konsumen
Tulang Sapi
Lemak Sapi

BAB 4

KESIMPULAN


Terdapat banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari mempelajari potensi dan propek pengembangan sapi di Indonesia. Selain manfaat, peluang usaha disektor komoditas daging sapi sangat bagus. Banyak produk-produk yang bisa kita buat dari komoditas sapi ini, baik untuk kepentingan pangan ataupun yang lainnya.
Selain itu kita juga dapat mengolah daging sapi menjadi produk-produk yang mempunnyai nilai tambah yang tinggi, sehingga bisa memajukan perekonomian di Indonesia


DAFTAR PUSTAKA
Suarlan E. 2017. Sifat organoleptik, fisik dan kimia daging sapi bali yang dimarinasi dalam jus gambir (Uncaria Gambir Roxb) pada lama penyimpanan yang berbeda [skripsi]. Kendari (ID): Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.
[Ditjen PKH] Direktorat Jendral Perternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID): PKH.
Rahayu S, Srihadi E, Mahardika H, Subroto A, Chalid D A, Cholid S, Rumantir V W. 2015. Studi Identifikasi Ketahanan Pangan Dan Preferensi Konsumen Terhadap Konsumsi Bahan Pangan Pokok Daging Sapi. Jakarta (ID): Bappenas
Agroindustri ID. 2015. Perbedaan Karakteristik Daging Untuk Konsumsi.
Irawati. 2014. Sifat fisik dan kimia daging [makalah]. Makassar (ID). Fakultas Perternakan Universitas Hasanudin.
Wikipedia. 2018. Rendang.
          https://id.wikipedia.org/wiki/Rendang. [diunduh 2018 6 Des].